Saturday 28 September 2013

Meraih Sukses dari Budidaya Pisang

Pisang merupakan tanaman yang multimanfaat. Seperti kelapa, nyaris seluruh bagian tanaman pisang, mulai dari akar, batang, bunga, buah hingga daun, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Nah, jika ingin meraih rezeki berlipat-lipat, tanamlah pisang.

Dalam suatu penyuluhan sekitar April lalu, Wartono, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (P4K) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mengimbau, petani hendaknya lebih selektif dalam memilih komoditas tanaman yang hendak dijadikan tumpuan. Sebab jika salah memilih bukan keuntungan yang didapat, tetapi kerugian pasti dituai.
Sebagai tawaran, tuturnya, budidaya pisang bisa menjadi pilihan yang cocok. "Karena, pisang lebih mudah dikembangkan tak tak terlalu rewel pada kondisi tanah dan umumnya cocok untuk lahan di kabupaten ini. Selain itu, resikonya lebih mudah dikendalikan dibandingkan komiditas pertanian perkebunan lainnya."
Apalagi, imbuh Wartono, tanaman pisang termasuk dalam kategori tanaman yang jarang terserang hama, sehingga lagi-lagi resiko kegagalan bisa diminimalkan. "Hanya saja, dalam bertanam, tetap harus menggunakan teknologi yang tepat guna dan sasaran," ujarnya.
Lebih terperinci lagi Wartono menjelaskan, "untuk mengembangkan satu hektare lahan kebun pisang, maka langkah persiapan pertama yang harus dilakukan adalah membuat lubang ukuran satu meter persegi dengan jarak lima meter antartanaman."
Tujuannya untuk memberikan ruang tanaman ketika beranak hingga enam batang. Dengan jarak antartanaman lima meter, maka dalam satu hektare lahan akan mampu menampung 400 batang pohon pisang. "Lubang tanam diberikan pupuk organik 0,7 kilogram, ditambah garam dan gamping secukupnya. Baru kemudian ditanami," jelasnya.
"Harga bibit pisang sekarang rata-rata Rp 5.000 per batang, sedangkan biaya tanam untuk satu hektare mencapai Rp 3,2 juta dengan kebutuhan pupuk organik hingga 26 rit," tambah Wartono lebih lanjut.
Dia lalu menerangkan, ketika tanaman pisang sudah tumbuh dengan baik,  maka paling sedikit akan ada enam pohon yang bisa dipanen tiap harinya dari 400 pohon (belum termasuk anakannya, red.). "Jika harga setandan pisang kualitas bagus rata-rata Rp 40.000, maka Rp 240ribu bisa dikantongi petani setiap harinya. Kami berani menyampaikan ini, karena memang sudah menerapkannya," katanya.
Wartono mengungkapkan, dalam waktu dekat ini, instansi dinas tempat dia bertugas, akan membuat demonstration plot (demplot) paling sedikit dua hektare untuk memberikan contoh bagi petani dalam waktu dekat. "Pisang hampir selalu dibutuhkan. Apalagi, varian produk dari pisang sangat banyak. Mulai dari selai, ledre, hingga kripik pisang. Saya yakin, budidaya tanaman pisang memiliki prospek yang baik," tandasnya.

Belum Pernah Kecewa
Fakta tentang, betapa untungnya menanam pisang seperti yang diungkapkan Wartono, diamini petani piasng di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. "Pisang ini biasa dijual di pasar swalayan, harganya Rp 15.000 per sisir," ucap Widodo (49) seraya menjulurkan satu sisir pisang ambon berwarna hijau muda yang kemudian diletakkannya di atas meja kayu di hadapannya.
Padahal, Widodo menjual pisang tersebut hanya Rp 9.000-Rp 10.000 per sisir, yang terdiri atas 20 buah, kepada para pengepul. Kendati demikian, ketua kelompok tani Alam Usaha Agung ini tidak pernah merisaukannya. "Budidaya pisang itu menguntungkan, perawatannya mudah, dan hasilnya lumayan," ucapnya, sambil tersenyum.
Baginya, harga jual pisang kepada konsumen dengan harga jual dari petani masih sepadan. Terlebih lagi, harga pisang selalu menanjak setiap tahunnya. Tak heran, Widodo bersama sekitar 600 petani dan buruh tani di Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, masih mengandalkan pisang untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Sejak mulai berbudi daya pisang pada awal tahun 2003, Widodo belum pernah dikecewakan dengan komoditas andalan desanya ini. "Awalnya saya hanya memiliki lahan 0,75 hektare, sekarang sudah 7 hektare. Semua itu didapat dari hasil budi daya pisang," tutur Widodo.
Untuk satu kali masa panen pisang raja bulu di atas lahan satu hektare misalnya, Widodo bisa memperoleh penghasilan rata-rata Rp 105 juta per tujuh bulan. Jika dipotong biaya produksi untuk membeli bibit, pupuk, sewa tenaga kerja, dan pembuatan drainase dengan total pengeluaran sekitar Rp 27 juta, ia masih bisa mengantongi Rp 78 juta per hektare.
Jumlah itu sudah dikurangi dengan tanaman pisang yang rusak karena terserang jamur, kata bapak empat anak ini. Pisang raja bulu tersebut dijualnya seharga Rp 6.000-Rp 7.000 per sisir atau Rp 35.000 per tandan.
Belum lagi jika pisang ambon yang dipanennya. Widodo memperkirakan bisa memperoleh sekitar Rp 100 juta untuk satu kali panen di atas lahan satu hektare.

Lebih Menguntungkan
Sebelum beralih ke pisang, petani di Desa Bangunsari umumnya menanam jagung dan cabai untuk bersandar hidup. Namun, tidak stabilnya harga dua komoditas tersebut membuat sebagian petani beralih ke komoditas lain, termasuk di antaranya pisang. "Saya sudah pernah coba menanam tebu untuk dikirim ke Pabrik Gula Sragi, tetapi hasilnya tetap lebih menguntungkan pisang," kata Widodo.
Alhasil, Widodo hanya menanami seluruh lahannya dengan pisang. Lahan 5,5 hektare untuk pisang ambon dan 1,5 hektare lagi ditanami pisang raja bulu.
Dedi Mulyadi (35), petani pisang lainnya di Desa Bangunsari, juga memperoleh berkah dari hasil budi daya pisang. Ia mampu memperoleh penghasilan Rp 2,5 juta per bulan dari hasil menanam pisang di lahan seluas seperdelapan hektare dan menjadi buruh tani. Hasilnya bisa untuk menyekolahkan anak, ucap mantan buruh pabrik yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ini.
Setelah terkena PHK, bapak satu anak ini langsung menekuni dunia pertanian. Kemudian dalam jangka waktu empat tahun, Dedi akhirnya berhasil memiliki lahan sendiri seluas 1.250 meter persegi yang ditanami pisang. "Padahal, waktu awal bertani, saya masih menyewa lahan yang saya gunakan untuk menanam," katanya.
Kepala Desa Bangunsari Nurqosim mengatakan, sejak tahun 2003, budi daya pisang menjadi sandaran hidup sekitar 600 keluarga di desanya. Dari sekitar 200 hektare luas lahan pertanian di desanya, 148 hektare di antaranya ditanami pisang raja bulu dan ambon, sedangkan sisanya cabai dan jagung.

Ekspor ke Jepang
Masyarakat meyakini, budi daya pisang bisa menghasilkan keuntungan yang memadai asal diikuti dengan pemasaran yang baik. Untuk itu, lanjut Nurqosim, kelompok tani pisang di daerahnya telah memiliki mitra kerja dengan PT Sunrise di Jakarta untuk memasarkan produk mereka.
Kepala Dinas Pertanian Kendal Subaedi mengakui, pisang ambon yang dihasilkan di Kecamatan Patebon dipasarkan ke sejumlah kota, seperti daerah Bandungan, Kabupaten Semarang, dan daerah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Sementara untuk pisang raja bulu dipasarkan ke Jakarta dan sebagian diekspor ke Jepang.
Kendati demikian, belum ada daerah lain di Kabupaten Kendal yang memanfaatkan lahannya untuk budi daya pisang. Alhasil, dalam kurun waktu tiga tahun, luas lahan yang ditanami pisang di Kabupaten Kendal terus menurun. Menurut data Dinas Pertanian Kendal, luas lahan yang ditanami pisang pada tahun 2005 mencapai 5.088,1 hektare, pada tahun 2006 menjadi 3.825,3 hektare, dan menyusut kembali menjadi 3.678,7 hektare pada tahun 2007.
Tak ayal, penyusutan tersebut diikuti dengan jumlah produksi. Pada tahun 2005, Kabupaten Kendal bisa memproduksi 238.079 kuintal pisang, kemudian menjadi 208.851 kuintal pada tahun 2006, dan 202.407 kuintal pada tahun 2007. "Pisang yang ada di daerah lain, kebanyakan hanya ditanam di lahan pekarangan sebagai tanaman pelengkap, seperti pisang kepok," ucap Subaedi

4 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Sangat menginspirasi banget..insyaaloh saya akan mencoba di umur yang muda ini

    ReplyDelete
  4. Kami dari Petani Jepara-Kudus, Jawa Tengah, siap produksi pisang raja dan Cavendish kualitas ekspor sekitar 200-500 ton per 7 bulan.

    Jika ada perusahaan/ ekportir yang siap membeli pisang berkualitas dari kami, silakan kontak nomor Hp/ WA kami di: 0856-4156-5304

    ReplyDelete