Saturday 28 September 2013

Cepat Kaya dari Budidaya Pepaya California


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoPXLdUPX1xchLInYkU36WbMRZzU_Rd3RdwpNi_Ow1psNBbuLqZlbsVjfzgUzkOtuIF-zjvQ5gGajTO3_IhWlB3-LeA6vgemdEU4ZHB-cUia_IU0FPqDgo7Oqe0FjhlvttkfDzWNSgwSo/s1600/Pepaya+California.JPG


Bisnis Cepat Kaya dari Budidaya Pepaya Calina (pepaya california). Meraup untung besar dari usaha tanaman khususnya buah-buahan bukan sesuatu yang baru lagi. Contohnya adalah keuntungan besar yang didapat dari menanam papaya calina ini. Dari menanam pepaya calina petani bisa menghasilkan sekitar Rp 31- 35 ribu per pohon. Hasil panen pada tahap pertama dari pepaya yang juga dikenal dengan nama lain IPB-9 ini berkisar 25 sampai 30 kg per pohon. Untuk harga jual buahnya di kebun mencapai Rp 3 ribu/ kg. Dalam sekali masa panen, petani sudah bisa untung sekitar Rp 55 ribu per pohon. Budidaya Pepaya Calina mulai berbunga pada usia tanam 4 bulan dan terus berbuah selama tahun. Pada saat buah yang besar belum habis sudah muncul lagi buah yang baru.
Ahmad Sasmita 36 th adalah petani pepaya calina di Desa Cibeuteung Muara, Kecamatan Ciseeng, Kab. Bogor mengatakan bahwa buah pepaya IPB 9 ini agak besar dan punya rasa yang manis. Beliau menanam pepaya jenis ini mulai Juni 2011, dan hingga sekarang telah panen 16 kali dengan hasil 1,2 ton dari 112 pohon yang ia tanam. Saat ini ia punya 500 pohon pepaya Calina.
Para pedagang pun berdatangan ke kebun pepaya Ahmad Sasmita, ada juga pedagang buah dari Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Mengenai pasarnya, ia tak bingung, karena pedagang dari Kramat Jati tersebut memasok buah pepaya untuk super market carrefour dan meminta 8 kuintal pepaya dalam tiap minggunya dengan harga Rp 3.500/kg.
Prof. Dr. Ir Sriani Sujiprihati yang membudidayakan pepaya unggul IPB-9 menyatakan bahwa ia sudah melakukan penelitian papaya calina ini sejak tahun 2001. Pepaya ini telah melalui uji pasar, pelepasan varietas dan diseminasi kepada beberapa petani di berbagai wilayah. Untuk respon pasar, papaya calina ini sangat diminati konsumen, hasil produktivitasnya sangat tinggi dan harga juga bagus, tutur Prof Sriani di Kebun Buah milik Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB di Tajur, Bogor.
Pemenang Rusnas Award tahun 2004 dan Dosen Berprestasi Tingkat Nasional 2006 itu telah membuktikan bahwa buah Indonesia punya kualitas unggul. Kita punya prinsip bahwa buah Indonesia tak kalah dengan buah impor. “Buah dengan label Indonesia yakni pepaya Calina, toh laku di pasaran dan berkualitas”, tuturnya.
Beliau juga mengatakan bahwa pepaya Calina dapat ditanam dengan populasi 1.000 1.500 pohon/ ha. Di usia tanam 4 bulan, pepaya ini sudah berbunga, dan pada usia tanaman 7 sampai 8 bulan buahnya sudah dapat dipanen. Hingga umur 2 tahun, pohon pepaya Calina tetap berbuah. Tinggi pohon papaya calina pada umur 2 tahun masih dapat dijangkau tangan manusia. Jadi untuk panennya masih dapat dipetik dengan tangan. Jika populasi tanaman 1.500 pohon per ha, maka usaha tani ini bisa menghasilkan keuntungan Rp 82,5 juta, hanya dalam sekali awal masa panen.
Sumber Bisnis Cepat Kaya bisa didapat dari mana saja tak terkecuali dari bertani buah ini.
Raup Rp 30 Juta Per Minggu dari Pepaya Calina

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Tanah tandus tak membuat Rizal Pahlawi kehilangan akal untuk menanaminya demi mengeruk rupiah. Tanah kritis yang berada di Perbukitan Bentar, Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dia sulap menjadi kebun papaya.
Rizal tengah merawat pepaya calina. Dari pepaya ini, Rizal mengaku bisa meraup keuntungan puluhan juta tiap pekan
Rizal tengah merawat pepaya calina. Dari pepaya ini, Rizal mengaku bisa meraup keuntungan puluhan juta tiap pekan
Warga Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, itu membudidaya pepaya jenis calina. Ia pun memetik hasilnya kini. Dalam seminggu, ia mengaku meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Dengan menggandeng PT Bentar Makmur, Rizal (45) berhasil membudidaya pepaya seluas 8 hektar di lahan kritis. Ilmu yang dimilikinya dari disiplin ilmu pertanian juga ikut andil dalam kesuksesannya memanfaatkan tanah marginal yang tidak produktif menjadi tanah produktif. “Walau ditanam di tanah gersang, namun pepaya jenis ini memiliki rasa manis dan nikmat. Keunggulan dari pepaya calina, rasanya lebih manis jika dibandingkan dengan pepaya lain,” ujarnya di lokasi budidaya pepaya calina, Selasa (22/05/2012).
Dari hasil membudidaya pepaya calina, bapak beranak tiga ini meraup puluhan juta rupiah dalam sekali panennya. Hal itu didasarkan dengan 10.000 pohon pepaya yang dimilikinya, dalam seminggu ia memanen sebanyak satu kilogram pepaya matang per pohon. Dari jumlah pohon sebanyak itu, ia menghasilkan 10 ton pepaya segar. Dengan harga Rp 4.000-6.000 per kilogram, keuntungan yang dapat dikantonginya terbilang besar, berkisar Rp 40 juta. Dengan dipotong 10 persen untuk biaya operasional, Rizal mampu meraup keuntungan hingga Rp 30 juta per minggu.
Menurut Rizal, pepaya jenis calina harganya stabil dan mampu berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim. Selain rasanya manis, tinggi pohonnya  hanya berkisar 1,5 meter. Kelebihan lainnya adalah tanaman ini mudah perawatannya dan tidak membutuhkan banyak air. Untuk pengolahan sistem pengairan, ia menggunakan sumur artesis.

Meraih Sukses dari Budidaya Pisang

Pisang merupakan tanaman yang multimanfaat. Seperti kelapa, nyaris seluruh bagian tanaman pisang, mulai dari akar, batang, bunga, buah hingga daun, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Nah, jika ingin meraih rezeki berlipat-lipat, tanamlah pisang.

Dalam suatu penyuluhan sekitar April lalu, Wartono, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (P4K) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mengimbau, petani hendaknya lebih selektif dalam memilih komoditas tanaman yang hendak dijadikan tumpuan. Sebab jika salah memilih bukan keuntungan yang didapat, tetapi kerugian pasti dituai.
Sebagai tawaran, tuturnya, budidaya pisang bisa menjadi pilihan yang cocok. "Karena, pisang lebih mudah dikembangkan tak tak terlalu rewel pada kondisi tanah dan umumnya cocok untuk lahan di kabupaten ini. Selain itu, resikonya lebih mudah dikendalikan dibandingkan komiditas pertanian perkebunan lainnya."
Apalagi, imbuh Wartono, tanaman pisang termasuk dalam kategori tanaman yang jarang terserang hama, sehingga lagi-lagi resiko kegagalan bisa diminimalkan. "Hanya saja, dalam bertanam, tetap harus menggunakan teknologi yang tepat guna dan sasaran," ujarnya.
Lebih terperinci lagi Wartono menjelaskan, "untuk mengembangkan satu hektare lahan kebun pisang, maka langkah persiapan pertama yang harus dilakukan adalah membuat lubang ukuran satu meter persegi dengan jarak lima meter antartanaman."
Tujuannya untuk memberikan ruang tanaman ketika beranak hingga enam batang. Dengan jarak antartanaman lima meter, maka dalam satu hektare lahan akan mampu menampung 400 batang pohon pisang. "Lubang tanam diberikan pupuk organik 0,7 kilogram, ditambah garam dan gamping secukupnya. Baru kemudian ditanami," jelasnya.
"Harga bibit pisang sekarang rata-rata Rp 5.000 per batang, sedangkan biaya tanam untuk satu hektare mencapai Rp 3,2 juta dengan kebutuhan pupuk organik hingga 26 rit," tambah Wartono lebih lanjut.
Dia lalu menerangkan, ketika tanaman pisang sudah tumbuh dengan baik,  maka paling sedikit akan ada enam pohon yang bisa dipanen tiap harinya dari 400 pohon (belum termasuk anakannya, red.). "Jika harga setandan pisang kualitas bagus rata-rata Rp 40.000, maka Rp 240ribu bisa dikantongi petani setiap harinya. Kami berani menyampaikan ini, karena memang sudah menerapkannya," katanya.
Wartono mengungkapkan, dalam waktu dekat ini, instansi dinas tempat dia bertugas, akan membuat demonstration plot (demplot) paling sedikit dua hektare untuk memberikan contoh bagi petani dalam waktu dekat. "Pisang hampir selalu dibutuhkan. Apalagi, varian produk dari pisang sangat banyak. Mulai dari selai, ledre, hingga kripik pisang. Saya yakin, budidaya tanaman pisang memiliki prospek yang baik," tandasnya.

Belum Pernah Kecewa
Fakta tentang, betapa untungnya menanam pisang seperti yang diungkapkan Wartono, diamini petani piasng di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. "Pisang ini biasa dijual di pasar swalayan, harganya Rp 15.000 per sisir," ucap Widodo (49) seraya menjulurkan satu sisir pisang ambon berwarna hijau muda yang kemudian diletakkannya di atas meja kayu di hadapannya.
Padahal, Widodo menjual pisang tersebut hanya Rp 9.000-Rp 10.000 per sisir, yang terdiri atas 20 buah, kepada para pengepul. Kendati demikian, ketua kelompok tani Alam Usaha Agung ini tidak pernah merisaukannya. "Budidaya pisang itu menguntungkan, perawatannya mudah, dan hasilnya lumayan," ucapnya, sambil tersenyum.
Baginya, harga jual pisang kepada konsumen dengan harga jual dari petani masih sepadan. Terlebih lagi, harga pisang selalu menanjak setiap tahunnya. Tak heran, Widodo bersama sekitar 600 petani dan buruh tani di Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, masih mengandalkan pisang untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Sejak mulai berbudi daya pisang pada awal tahun 2003, Widodo belum pernah dikecewakan dengan komoditas andalan desanya ini. "Awalnya saya hanya memiliki lahan 0,75 hektare, sekarang sudah 7 hektare. Semua itu didapat dari hasil budi daya pisang," tutur Widodo.
Untuk satu kali masa panen pisang raja bulu di atas lahan satu hektare misalnya, Widodo bisa memperoleh penghasilan rata-rata Rp 105 juta per tujuh bulan. Jika dipotong biaya produksi untuk membeli bibit, pupuk, sewa tenaga kerja, dan pembuatan drainase dengan total pengeluaran sekitar Rp 27 juta, ia masih bisa mengantongi Rp 78 juta per hektare.
Jumlah itu sudah dikurangi dengan tanaman pisang yang rusak karena terserang jamur, kata bapak empat anak ini. Pisang raja bulu tersebut dijualnya seharga Rp 6.000-Rp 7.000 per sisir atau Rp 35.000 per tandan.
Belum lagi jika pisang ambon yang dipanennya. Widodo memperkirakan bisa memperoleh sekitar Rp 100 juta untuk satu kali panen di atas lahan satu hektare.

Lebih Menguntungkan
Sebelum beralih ke pisang, petani di Desa Bangunsari umumnya menanam jagung dan cabai untuk bersandar hidup. Namun, tidak stabilnya harga dua komoditas tersebut membuat sebagian petani beralih ke komoditas lain, termasuk di antaranya pisang. "Saya sudah pernah coba menanam tebu untuk dikirim ke Pabrik Gula Sragi, tetapi hasilnya tetap lebih menguntungkan pisang," kata Widodo.
Alhasil, Widodo hanya menanami seluruh lahannya dengan pisang. Lahan 5,5 hektare untuk pisang ambon dan 1,5 hektare lagi ditanami pisang raja bulu.
Dedi Mulyadi (35), petani pisang lainnya di Desa Bangunsari, juga memperoleh berkah dari hasil budi daya pisang. Ia mampu memperoleh penghasilan Rp 2,5 juta per bulan dari hasil menanam pisang di lahan seluas seperdelapan hektare dan menjadi buruh tani. Hasilnya bisa untuk menyekolahkan anak, ucap mantan buruh pabrik yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ini.
Setelah terkena PHK, bapak satu anak ini langsung menekuni dunia pertanian. Kemudian dalam jangka waktu empat tahun, Dedi akhirnya berhasil memiliki lahan sendiri seluas 1.250 meter persegi yang ditanami pisang. "Padahal, waktu awal bertani, saya masih menyewa lahan yang saya gunakan untuk menanam," katanya.
Kepala Desa Bangunsari Nurqosim mengatakan, sejak tahun 2003, budi daya pisang menjadi sandaran hidup sekitar 600 keluarga di desanya. Dari sekitar 200 hektare luas lahan pertanian di desanya, 148 hektare di antaranya ditanami pisang raja bulu dan ambon, sedangkan sisanya cabai dan jagung.

Ekspor ke Jepang
Masyarakat meyakini, budi daya pisang bisa menghasilkan keuntungan yang memadai asal diikuti dengan pemasaran yang baik. Untuk itu, lanjut Nurqosim, kelompok tani pisang di daerahnya telah memiliki mitra kerja dengan PT Sunrise di Jakarta untuk memasarkan produk mereka.
Kepala Dinas Pertanian Kendal Subaedi mengakui, pisang ambon yang dihasilkan di Kecamatan Patebon dipasarkan ke sejumlah kota, seperti daerah Bandungan, Kabupaten Semarang, dan daerah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Sementara untuk pisang raja bulu dipasarkan ke Jakarta dan sebagian diekspor ke Jepang.
Kendati demikian, belum ada daerah lain di Kabupaten Kendal yang memanfaatkan lahannya untuk budi daya pisang. Alhasil, dalam kurun waktu tiga tahun, luas lahan yang ditanami pisang di Kabupaten Kendal terus menurun. Menurut data Dinas Pertanian Kendal, luas lahan yang ditanami pisang pada tahun 2005 mencapai 5.088,1 hektare, pada tahun 2006 menjadi 3.825,3 hektare, dan menyusut kembali menjadi 3.678,7 hektare pada tahun 2007.
Tak ayal, penyusutan tersebut diikuti dengan jumlah produksi. Pada tahun 2005, Kabupaten Kendal bisa memproduksi 238.079 kuintal pisang, kemudian menjadi 208.851 kuintal pada tahun 2006, dan 202.407 kuintal pada tahun 2007. "Pisang yang ada di daerah lain, kebanyakan hanya ditanam di lahan pekarangan sebagai tanaman pelengkap, seperti pisang kepok," ucap Subaedi

Friday 27 September 2013

Inokulan Gaharu ISG untuk semua jenis AQUILARIA sp

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEholjAJIvXAY8TcXEJ6bjkaNKvYb1RfG5biy-MPDvI0YG7BrY0vLFPW46hyWDjRy-IPaQKwaGDXFNdLJzUmYA78HNzk96_d2RvxvGqDxgHn1_fQAbiGZbqc5DXiB1FZj_iasTBEyKGIHcty/s1600/150120111047.jpg

Inokulan gaharu ISG merupakan inokulan hasil percobaan mandiri Farid Hasbullah,SP dari tahun 2004, inokulan ini berbentuk cairan yang berisi sekumpulan berbagai macam mikroorganisme dan beberapa komponen bahan alami tanpa bahan organik sintetik atau kimia sintetik, sehingga inokulan ini aman dan tidak berbahaya jika hasil panennya di manfaatkan baik untuk obat-obatan, kosmetik , dupa dan lain sebagainya.
Inokulan ini bisa untuk semua jenis gaharu Aquilaria sp. Baik yang alami liar hidup dihutan maupun pohon gaharu yang dibudidayakan. Dan cocok untuk semua daerah di wilayah indonesia dan malaysia, pemasaran inokulan sudah menyebar diberbagai daerah termasuk sarawak malaysia dan sekitarnya.

Inokulan gaharu ISG terbukti menghasilkan panen gaharu kualitas super AB dan kemendangan dalam tempo paling cepat 2 tahun setelah injeksi, dan ada beberapa hasil pohon gaharu diatas 2,5 tahun mencapai kualitas super A dalam kondisi pohon gaharu belum mati total.

Untuk saat sekarang belum ada dari yang mengunakan inokulan ini panen dalam kondisi pohon mati total, karena pertimbangan waktu yang dibutuhkan cukup lama berkisar antara 3-5 tahun tergantung dari besarnya diameter batang pohon gaharu, semakin besar diameter batangnya maka semakin lama proses matinya pohon gaharu akibat inokulan yang diberikan.

Rata-rata hasil panen pohon gaharu mengunakan inokulan gaharu ISG dengan diameter 25 cm dan metode injeksi yang digunakan metode spiral infuse mendapatkan kualitas super AB sebanyak 3-5 kg/pohon, kemendangan 15 kg/pohon selama 2 tahun  setelah injeksi. Sisa-sisa panen gaharu biasanya tidak dibuang tapi diambil semua untuk disuling minyaknya karena masih ada kandungan resin dan minyak atsiri walaupun warna batang putih. Dan sisa-sisa serbuk penyulingan minyak gaharu dapat digunakan untuk pembuatan dupa gaharu.

Perlu diketahui hasil panen pohon gaharu mengunakan inokulan ISG berbeda beda antara satu pohon dengan pohon lainnya walaupun diameter batang dan jenis pohon gaharu serta lokasi penanamannya sama, ini dikarenakan kemampuan pohon gaharu untuk menghasilkan anti bodi atau resin melawan penyakit berbeda-beda sama halnya dengan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit berbeda. Akan tetapi tetap menghasilkan kualitas super AB dan kemendangan hanya jumlahnya saja yang berbeda contoh : misalkan pohon no.1 menghasilkan kualitas super AB 3 kg dan pohon no.10 menghasilkan super AB 4,3 kg.

Inokulan gaharu ISG di injeksi dengan 2 metode yaitu metode spiral penuh dan metode  spiral infuse, pengunaan metode cara injeksi disesuaikan dengan kebutuhan pemilik pohon gaharu, jika mengunakan metode spiral penuh keperluan hasil panennya digunakan untuk mendapatkan minyak atsirinya karena dari hasil yang diperoleh rata-rata tertinggi adalah kualitas kemendangan sabah tengelam dalam jumlah banyak dalam tempo 1 tahun 9 bulan setelah injeksi karena biasanya dengan metode ini pohon gaharu pada masa sebelum 2 tahun setelah injeksi tumbang akibat terlalu banyak lubang pada batang pohon gaharu yang dibuat untuk injeksi inokulan sehingga pohon tidak mampu menopang batang akibat terjangan angin yang kuat, sedangkan pohon gaharu belum mati total dan masih memproduksi anti bodi atau resin gaharu.

Metode spiral infuse digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas gaharu super dan kualitas kemendangan serta membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu diatas 3 tahun setelah injeksi baru mati total tergantung dari besar kecilnya diameter batang pohon gaharu.

Berdasarkan dari hasil beberapa peneliti dalam dan luar negeri mereka menyatakan bahwa pohon gaharu di hutan secara alami menghasilkan kualitas gaharu super membutuhkan waktu 50 tahun sampai 100 tahun hanya pohon gaharu yang terserang penyakit secara alami yang ada kandungan resin gaharu atau antibodi gaharu yang harum, pohon yang tidak terserang penyakit tidak akan menghasilkan antibodi atau resin gaharu baik kualitas kemendangan maupun super.

Oleh karena itu dibutuhkanlah inokulan gaharu ISG untuk merangsang terbentuknya resin gaharu atau antibodi gaharu dalam jumlah tertentu sampai terbentuknya kualitas yang diinginkan dalam tempo 3 tahun sampai 5 tahun dengan metode spiral infuse dan 1 tahun 9 bulan sampai 2 tahun dengan metode spiral penuh.
Dari segi pendapatan hasil panen gaharu dapat dilihat dari perhitungan berikut :
Jika kita asumsikan apabila 1 pohon gaharu menghasilkan 2 juta saja dan kita mempunyai pohon gaharu 1000 pohon yang dipanen pada umur 7 tahun dibudidayakan maka kita per oleh : Rp. 2.000.000 x 1000 pohon = Rp. 2.000.000.000,- ( dua milyar rupiah).

Dari perhitungan tersebut maka pembudidayaan gaharu sangat layak untuk diusahakan karena dengan inokulan gaharu ISG potensi hasil panen dengan Kualitas super AB 3 kg perpohon dimana harganya per kg Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 15.000.000,-.
Jadi satu pohon gaharu dengan mengunakan inokulan ISG berpotensi mendapatkan penghasilan : Rp. 10.000.000,- x 3 kg = Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah), jika kita punya 1000 pohon gaharu maka kita mendapatkan penghasilan:
Rp.30.000.000,- x 1000 pohon = Rp 30.000.000.000,- ( 30 milyar rupiah).

Budidaya Ikan Nila

Ikan Nila, Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang dikenal sebagai Ikan Konsumsi dan sekaligus Ikan Hias. Ikan ini bisa tumbuh dan besar hingga mencapai bobot 1 kg. Dagingnya gurih dan kandungan proteinnya tinggi. Sebagaimana kita tahu kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan air laut, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup. Tingginya kandungan protein dan vitamin membuat ikan yang mudah dibudidayakan ini sangat membantu pertumbuhan anak-anak balita. Anda barangkali sudah memperoleh penjelasan dari banyak-banyak penyuluhan tentang kualitas hidup, bahwa kandungan protein yang tinggi dapat membantu pertumbuhan otak dan tubuh kita.

Dibandingkan dengan negara-negara lain, konsumsi ikan per kapita per tahun di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14 kg. Hal ini sangat disayangkan, terutama mengingat betapa besar peranan gizi ikan bagi kesehatan. 


Untuk mengatasi masalah rendahnya konsumsi ikan laut akibat harganya yang relatif mahal, perlu upaya pengembangan budidaya ikan air tawar, terutama disseminasi (penyebaran informasi tentang mengenalkan budidaya ikan air tawar).


Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang.


Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, air tawar, dan air payau atau tambak. Ikan yang hidup di air tawar dan air laut sangat banyak, pembedaannya hanya dibedakan menjadi golongan yang dapat dikonsumsi dan golongan  ikan hias.


Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah, atau rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila merah, tawes, karper, nilem, tambakan, sepat siam, mujair, gabus, toman, betok, jambal, dan jelawat.


Ikan Nila


Ikan Nila memiliki keunggulan,



  1. Ikan ini sebagai ikan konsumsi, harganya lebih murah dibandingkan ikan lainnya.
  2. Ikan ini dapat dipelihara di pekarangan, dengan kolam tanah, kolam terpal ataupun kolam tangki.
  3. reproduksi ikan nila mudah dan pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan ikan lainnya.
  4. jenis ikan ini, bersih. Karena menyukai air hangat, mengalir dan bersih. Berbeda dengan ikan lele.
  5. waktu pemeliharaan yang pendek.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut, ikan nila lebih cocok untuk dibudidayakan di areal pekarangan sebagai Penyedia Protein Keluarga.

Budidaya Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila itu mudah. Jika Anda berfikir untuk sebuah Usaha, Ikan Nila dapat menghasilkan dari 3 (tiga) sisi, yaitu 



  1. Pembibitan, 
  2. Pembesaran dan 
  3. Distribusi. 

Bisnis Ikan Nila itu merupakan sebuah wilayah usaha yang menguntungkan, karena Ikan Nila itu mudah dalam pengembangbiakan. Ikan Nila tidak susah diperbanyak, Indukan Ikan Nila berkembangbiak setiap bulan. Jika ditebar 100 ekor bibit Ikan Nila dalam sebuah kolam, sekitar 90 harian lagi sudah ada ratusan bahkan ribuan Ikan Nila.




Ada tips-tips tersendiri untuk memperoleh bobot produksi Ikan Nila. Begini, saya ingin jelaskan tips singkat dan paling mujarab, agar kita bisa memperoleh bobot produksi Ikan yang paling tinggi. Ini tipsnya :



Dalam daur hidupnya, Ikan Nila Jantan penambahan bobotnya 40% lebih cepat dibandingkan Ikan Nila Betina. 
Ikan Nila betina membutuhkan jarak waktu 2 (dua) bulan untuk memperoleh bobot yang sama dengan umur yang sama. 
Maka bagaimana bisa memperoleh produksi yang bagus ?. 
Caranya adalah : 
membuat semua ikan yang kita budidayakan menjadi berkelamin jantan semua

Ya, Ikan Nila bisa dijantankan. Inilah sifat yang sering digunakan oleh Petani Produksi untuk memperoleh hasil yang maksimal dari usaha perikanan mereka. 
Cara Monosex ini merupakan cara terbaik untuk menghasilkan produksi maksimal untuk Pembesaran.


Ikan Nila bisa dipanen dalam tiap 3 (tiga) s.d. 6 (enam) bulan sejak larva ditebarkan. Namun tergantung dari kebutuhan pasar, bobot ikan sebesar 200  gram sudah cukup besar untuk menjadi ikan konsumsi. Ikan Nila harus cukup besar untuk diperoleh daging yang empuk dan banyak. Keluhan konsumen dimana terlalu banyaknya tulang dibandingkan daging, adalah masalah masa panen yang terlalu cepat.

Untuk konsumsi keluarga, Ikan Nila berumur 4 bulanan sejak dari larva sudah cukup baik disajikan. Konsumsi Ikan Nila lebih baik dari Ikan air tawar, karena Ikan Nila tidak mengandung tulang di dagingnya.

Ikan Nila adalah ikan air tawar yang suka air hangat.  Dia bisa menurun bobotnya jika suhu air rendah. Pada suhu 10 derajat selsius dia bisa mati, beda dengan Ikan Mas atau Ikan Mujaer. Ikan Nila suka air jernih dan mengalir, bisa lebih cepat penambahan bobotnya jika ada air mengalir. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Ikan Lele.



Memperoleh Bibit Ikan Nila

Berikut snapshot tentang Ikan Nila, disaat ketika Ibu Negara kita sedang menebarkan bibit-bibit Ikan Nila di Waduk Bening Madiun.




Bibit Ikan Nila dapat diperoleh dari 2 (dua) cara, diantaranya dari Ikan Kecil yang bisa didapat dari Penjual Bibit disekitar tempat kita tinggal. Biasanya ukuran panjang ikan kecil ini antara 2 s.d. 6 cm. Harganya beragam, murah koq. Larva akan lebih murah dan bisa banyak sekali. Biasanya penyedia larva Ikan Nila menjual minimal 1 box sebanyak 50 ribu s.d. 100 ribu. Nominalnya lumayan banyak, tapi jumlahnya yang banyaklah yang dicari.



Pemijahan Ikan Nila

Seekor Jantan dan seekor betina harus ada dalam sebuah kolam. Seekor ikan Nila betina akan membuat sarang di lantai kolam dan mengundang seekor ikan Nila jantan untuk membuahinya. Setelah itu Ikan Nila jantan membuahi telur-telur ikan Nila tersebut. Setelah beberapa saat, ikan Nila betina akan menyimpan telur-telurnya di dalam mulutnya.
gambar atas, proses perkawinan
gambar bawah, proses pembuahan


Larva adalah telur-telur yang sudah menetas, umurnya biasanya antara 1 s.d. 5 harian. Larva-larva tersebut akan diam dan dilindungi oleh induknya didalam mulutnya. Pada umur 5 - 10 harian, ikan-ikan sudah dibiarkan lepas oleh induknya. Mereka bergerak bergerombol dalam satu keluarga. Maka, tampak dari Induk yang satu mereka bergerak bersama-sama, dan dari induk yang lain mereka pun demikian seolah ada yang memimpin.

Biasanya ikan-ikan kecil ini dibedakan tempatnya agar lebih mudah memberikan pakan halusnya. Ada yang menggunakan jaring kelambu untuk memisahkan larva dengan ikan dewasa dalam satu kolam. Mereka biasanya diberi makan dengan satu butir kuning telor yang sudah digodok. Untuk 100ribu ekor bibit ikan nila, cukup 1 kuning telor, diberikan tiap 3 jam sekali.

Membuat Kolam untuk Ikan Nila
Membuat kolam Ikan NIla di pekarangan kita mudah saja, asal ada jeda tempat, kita bisa memanfaatkannya -seperti tampak dalam foto berikut ini - adalah kolam ikan warga yang menggunakan penahan bendungan semen sebagai kolam ikan di tanah yang digali.
Kolam diatas dibuat oleh sebuah keluarga. Kedalaman sekitar 70 - 90 cm. Kolam beton, kolam terpal, kolam tanah bisa digunakan untuk membudidayakan Ikan Nila. 



Populasi ikan dalam kolam beton ukuran 10 x 10 dengan ketinggian air 70 cm cukup untuk membesarkan 50 ribu bibit ikan ukuran 4 s.d. 6 cm. Namun untuk kolam tanah yang keruh, populasi 50 ribu bibit ikan itu terlalu banyak. Prinsipnya, ukuran kolam 1 x 1 meter cukup untuk menampung 100 - 150 ekor ikan nila ukuran 3 - 6 cm. Jika ikan sudah sudah mencapai bobot 150 gram, segera dikurangi 50 %nya.

Saya sendiri menggunakan Kolam terpal sebagai media pembudidayaan Ikan Nila, berikut fotonya :

Jumlahnya 2 (dua) kolam, masing-masing ukuran 2 x 1 meter dengan ketinggian 70 cm dan 90 cm. Satu kolam sudah terisi sekitar 200 ekor Ikan NIla dan satu lagi sampai tulisan ini dibuat masih belum terisi, saya manfaatkan sebagai penjernih kolam yang saya letakkan belasan ekor ikan lele.

Kolam ini terdiri dari beberapa bagian, 
  1. Mesin Penghisap Air.
  2. Saluran Pengeluaran di Kolam Pertama
  3. Pipa penyalur ke kolam Kedua
  4. Pipa Penyalur dan Pengeluaran ke Kolam Kedua
  5. Pipa Sirkulasi dari Kolam Pertama, mengalir dari Kolam Kedua
  6. Insert Pipa Pengeluaran dari Kolam Kedua, dimodifikasi Ikan lebih suka bermain di tempat jatuhnya air....
  • Terpal berbentuk kotak persegi panjang (Anda bisa pesan pada disini, terdapat beragam ukuran), 
  • Bangunan kayu dan bambu, 
  • Sambungan pipa air penghubung antar 2 (dua) kolam, saluran ini berfungsi sebagai penghubung dalam proses sirkulasi air dan udara pada kolam. Saya sendiri memanfaatkan pipa paralon 1 dim dan 1/2 dim serta selang 1/4 dim. Berikut gambar instalasinya. 
  • Mesin air khusus untuk kolam dan 
    • Mesin ini saya menggunakan mesin yang memiliki kemampuan 2000 liter per jam, dipilih kemampuan yang besar untuk menjamin sirkulasi air yang cepat.
  • Filter 3 lapis. Filter ini berfungsi untuk menjaga kejernihan air. 
    • Filter ini saya buat 3 (tiga) lapis, pertama adalah filter bawaan dari mesin air khusus kolam bekas - yang saya isi dengan batu ziolit dan selapis penyaring (bisa didapat di toko perikanan terdekat, atau Anda bisa pesan pada kami), yang kedua adalah filter bikinan sendiri yang terbuat dari timba yang dimodifikasi dan yang terakhir adalah tempat jatuhnya air dari saluran utama yang dijatuhkan diatas jaring paranet yang bisa diberi selapis penyaring.


Kolam Apung di Sebuah Danau

Kolam apung dengan kualitas air yang lebih terjaga, juga menggunakan prinsip populasi tersebut tadi. Kolam apung bisa dimodifikasi untuk memperoleh luasan kolam yang tepat, jadi biasanya tidak perlu mengurangi populasi- cukup dengan melebarkan ukuran kolam apung dalam kolam yang luas.

Prinsipnya, Ikan Nila itu suka dengan air hangat, jernih dan mengalir. Maka untuk membudidayakan ikan ini di kolam buatan dari semen atau tangki, dibutuhkan mesin pompa air yang sekaligus menyediakan fasilitas aerasinya. Berikut adalah contoh kolam dalam semen. Gambar di sisi bawah, adalah kolam semen yang dimodifikasi memanjang. 


berikut kolam tangki




Kolam ikan tanah dan kolam ikan semen kepadatannya berbeda. Dengan semakin terjaganya kualitas air, semakin tinggi kita bisa tambahkan populasi ikan.

Pakan Ikan NIla
Petani-petani ikan Nila, memberi pakan ikan ini dengan Pakan Pabrikan dan Pakan Buatan. Pakan pabrikan, serupa pelet dan sebagainya bisa dibeli di toko-toko hewan piaraan. Harganya memang cukup mahal. Namun masih cukup ekonomis untuk hitungan usaha saat ini. Kadangkala sebagian petani-petani Ikan Nila memiliki mesin pembuat pelet sendiri dengan komposisi bahan pakan yang tinggi lemak, protein dan cukup karbohidrat. 

Pemberian pakan pelet, disesuaikan dengan ukuran ikan :


Jenis-jenis dan bentuk pelet


Sebagian petani-petani ikan Nila juga memberikan daging maggot yang mudah diperoleh untuk pakan ternak ikan mereka. Daging maggot cara memperolehnya juga mudah. Dalam suatu literatur disebutkan pemanfaatan daging maggot ini dapat menghemat penggunaan pakan hingga dua ribu rupiah per kg hasil panen ikan-  jika kita menggunakan 50 % pelet dan 50 % daging maggot sebagai asupan pakan pada kolam Ikan Nila kita.

Teknik Pertanian Aquaponik



Teknik aquaponik merupakan salah satu teknik resirkulasi yang berupaya menyiasati lahan pertanian yang semakin sempit dan adanya kelangkaan air, dengan cara memanfaatkan air kolam ikan untuk tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan.
Para peneliti Jerman pernah sukses melakukan uji coba mengembangkan pertanian aquaponik yang nyaris tanpa emisi ini, yaitu sebuah pertanian tomat dengan budidaya ikan air tawar yang ekologis dan hemat air. Mereka menyebutnya proyek kolam ikan sebagai Aquakultur (budidaya ikan air tawar) sementara tanaman tomat dibudidayakan secara hydroponic, gabungan keduanya disebut aquaponik.
Dalam uji cobanya ikan air tawar memproduksi kotoran (mengandung nitrogen dan posfor) yang merupakan pupuk bagi tanaman tomat melalui pemanfaatan air limbah dari kolam sehingga kebutuhan air dan pupuk tidak lagi menjadi masalah. Namun sebelum air kolam yang mengandung pupuk tersebut mengairi tanaman tomat, airnya terlebih dahulu dibersihkan dalam sebuah tong yang bertujuan kotoran ikan yang mengandung amoniak mengalami oksidasi.Dengan bantuan oksigen dan bakteri, amoniak diubah menjadi nitrat (nitrifikasi sederhana).
Setelah dioksidasikan, barulah nitrat dari limbah kolam ikan dijadikan pupuk super tanaman tomat. Dosisnya dapat diatur menggunakan katup pengatur arus cairan pupuk. Prinsipnya kolam ikan memasok air serta bahan makanan bagi tomat dan tanaman tomat pada gilirannya juga menyumbangkan kualitas air bagi kolam ikan.
Dalam upaya mencoba teknik aquaponik ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan antara lain yaitu :
1) Jenis Ikan yang dipelihara, beberapa jenis ikan air tawar yang umumnya dapat dipelihara adalah ikan nila, patin, gurame, mas, lele dan ikan hias.
2) Jenis Tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang sudah pernah dicoba dan berhasil cukup baik antara lain: kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai . Karena media filter tidak menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap dipindahkan pada sistem aquaponik dengan jarak tanam 40cm.
3) Kolam, wadah dan Media Tanam, kolam ikan perlu dilengkapi pembuangan air yang dapat menyedot kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan kedalam bak filter bisa berupa tong, ember plastik, papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air yang dilapisi plastik. Media tanam meliputi batu kerikil atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan menyumbat lubang pengeluaran.
4) Sistem resirkulasi, ada dua alternatif yang pertama air kolam dialirkan menggunakan pompa air ke dalam bak filter/tong terlebih dahulu baru kemudian dialirkan ke wadan atau media tanaman setelah itu baru kemudian kembali lagi ke dalam kolam ikan. Cara Kedua sistem resirkulasi ini adalah air kolam langsung dialirkan ke dalam wadah atau media tanaman yang berfungsi sebagai bak filter dan setelah itu kembali ke dalam kolam ikan.

Cara meningkatkan produksi gurami




 
 
 
 
Dengan sedikit kreatifitas kolam seluas 500 m2 itu biasanya ditebar 500 kg gurami seukuran bungkus rokok. Namun, Sujadi, peternak, melepaskan 900 kilogram gurami ukuran sama. Meski populasi meningkat 80%, Sujadi memanen sebulan lebih cepat. Ia mengangkat 2,7 ton, jauh lebih tinggi ketimbang biasanya yang cuma 1,5 ton.

Malam merayap di Desa Glempang, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, ketika Sujadi duduk di tepi kolam gurami. Ia tak sekadar menikmati embusan angin malam, tetapi mengamati gerakan puluhan Osphronemus gouramy seukuran telapak tangan di atas permukaan air. Kilat yang muncul tiba-tiba, menyebabkan anggota famili Anabantidae itu terkejut. Spontan kerumunan gurami itu bersembunyi di bawah permukaan air.

Oleh sebagian peternak, peristiwa itu mungkin dianggap biasa. Namun, tidak bagi Sujadi. Pria kelahiran 15 September 1954 menganalisis peristiwa itu. 'Mengapa gurami kaget ketika ada kilat? Karena gurami ada di permukaan air. Mengapa gurami ada di permukaan air? Oksigen terlarut mungkin rendah,' paparnya berargumentasi.

Benarkah dugaan mantan guru Agama di SD Karangkemiri V, Cilacap, itu? Ketika diukur pada pukul 22.00 - 05.30, kadar oksigen di kolam Sujadi memang amat rendah, kurang dari 1,6 ppm. Pantas pada jam-jam itu gurami banyak yang nongol di permukaan air untuk menghirup oksigen. Kadar oksigen terlarut ideal bagi gurami 3,5 - 5 ppm. Tipisnya kadar oksigen pada malam hingga pagi menyebabkan gurami rentan stres akibat munculnya kilat. Untuk mengatasinya, pasokan oksigen mesti ditingkatkan.
Teknologi oksigenisasi meningkatkan populasi gurame
Tiga tahun lalu Sujadi menerapkan solusi itu: membeli sebuah mesin pengisap udara. Sebuah mesin dimanfaatkan untuk memasok oksigen 3 kolam: 2 kolam seluas 500 m2 dan sebuah kolam 465 m2. Dari 45 kolam miliknya, hanya 3 kolam yang dijadikan eksperimen. Menurut Sujadi mesin itu sebetulnya mampu memasok 5 kolam. Dengan mengadopsi teknologi oksigenisasi, populasi kolam meningkat 80%.

Contoh, kolam 500 m2 ditebar 900 kg benih ukuran bungkus rokok. Atau sekilo terdiri atas 3 - 5 ekor. Lazimnya hanya 500 kg benih yang dilepas ke kolam seluas itu (lihat tabel). Kepadatan tebar mencapai 50 - 60 ekor per m2; sebelumnya, 25 - 30 ekor per m2. Benih yang ditebar berupa tampelan alias seukuran bungkus rokok, 1 kg terdiri atas 3 - 5 ekor. Peningkatan populasi itu diimbangi dengan adanya tambahan pasokan oksigen.

Mesin pemasok oksigen dihubungkan ke pipa PVC berdiameter 4 inci yang membujur di tepi kolam. Kemudian pipa disambungkan ke pipa lain yang lebih kecil, 0,5 inci. Di setiap kolam sepanjang 30 m ditanam 2 lajur pipa 0,5 inci (lihat infografis). Ukurannya sepanjang kolam. Agar tidak melengkung, setiap interval 1,5 meter pipa disangga sambungan T. Dari dasar kolam yang tak disemen, tinggi pipa 30 cm. Kedalaman kolam 1,7 meter.

Setiap interval 1 m, permukaan atas pipa dilubangi dengan diamater amat kecil. Tujuannya untuk menciptakan gelembung udara ketika mesin diaktifk an pada pukul 22.00 - 05.30 setiap hari selama pembesaran. Dari lubang di pipa 0,5 inci keluar gelembung-gelembung udara. Hasil pengukuran menunjukkan, kadar oksigen terlarut meningkat signifi kan, menjadi rata-rata 3,9 ppm.

Itu lebih dari sekadar cukup bagi kalua - sebutan gurami di Kalimantan - yang membutuhkan oksigen terlarut minimal 3 ppm. Penambahan udara itulah yang memungkinkan peningkatan populasi. Malahan waktu pembesaran 1 - 1,5 bulan lebih cepat daripada tanpa teknologi oksigenisasi.

Perhitungan Kubikasi kayu Log


Untuk bisa menghitung nilai ekonomis dari kayu yg pertama harus di ketahui terlebih dahulu adalah :

1. kubikasi kayu
2. harga terima pabrik

1. Rumus Menghitung Kubikasi Berdasarkan lingkar pohon

lingkar pohon : 100 cm
Tinggi batang utama * : 8 Meter

Rumus nya:
(100 cm :3.2) = 31.25 cm [ini adalah diameter pohon]
(31.25 : 100) : 2 = 0.15625
(0.15625 X 0.15625) x 3.14 X 8 = 0.613 m3

Jadi satu pohon dengan lingkar 100 cm dan Tinggi batang utama 8 meter akan menghasilkan sebanyak = 0.613 m3
 
Jika dalam satu hektar terdapat 2000 pohon siap panen dengan lingkar batang terkecil 100 cm dan terbesar 165 cm maka akan di dapat jumlah kubikasi minimal sebanyak = 1226 m3

kita sudah sedikit banyak mengerti bagaimana kita menghitung volume kayu yang dihasilkan oleh pohon. Sebanyak itukan kubikasi pohon dinilai? TIDAK, perlu diketahui oleh pemilik pohon dan investor di bidang perkebunan adalah cara grade dan cara hitung pabrik dalam membeli kayu.
Fakta 1 - Kayu dikelompokan berdasarkan GRADE.
Setiap Grade dalam kelas kayu tentunya akan mempengaruhi harga kayu, semakin besar Grade maka semakin tinggi nilai kayunya. Beberapa tingkat Grade yang umum digunakan dalam dunia industry perkayuan:
Grade 16 – 19, adalah kayu log dengan bontos kecil 16 – 19 cm
Grade 20 – 24, adalah kayu log dengan bontos kecil 20 – 24 cm
Grade 25 – 29, adalah kayu log dengan bontos kecil 25 – 29 cm
Grade 30 – 39, adalah kayu log dengan bontos kecil 30 – 39 cm
Grade 40 up, adalah kayu log dengan bontos kecil lebih besar dari 40 cm

Catatan : Saat kayu masih tersedia banyak dan berukuran besar, Grade 50 up masih banyak digunakan, seiring dengan semakin sedikitnya kayu yang berukuran 50 cm, maka Grade yang digunakan lebih sering hanya sampai Grade 40 up saja.
Fakta 2 – Perhitungan volume kayu log dihitung berdasarkan Diameter Bontos Kecil
Bontos Kecil adalah bagian diameter ukuran kecil dari sebuah log (gelondongan), simak gambar berikut ini:

Caption: Bontos Kecil pada gambar diatas adalah yang berukuran diameter 35,5 cm
Oleh sebab itu, perhitungan Volume Log Real akan berbeda dengan pola perhitungan pabrik, sehingga volumenya pun akan berkurang, contohnya sbb:

A. Volume Real Kayu Log

Diameter dihitung (d) = (38+35,5) / 2 = 73,5 / 2 = 36,75
Volume Log = ∏ r2 p = 3,14 x (36,75/2)2 x 260
Volume Log = 275.649 cm3 = 0,275 m3

B. Volume Kayu Log Dihitung Sesuai Grade Berdasarkan Bontos Kecil

Diameter dihitung (d) = 33,5 cm
Volume Log = ∏ r2 p = 3,14 x (35,5/2)2 x 260
Volume Log = 257.217 cm3 = 0,257 m3

2. Harga Terima Pabrik
Jika Harga terima kayu sengon laut saat ini untuk sortimen A3 dengan kelas Grade B sebesar Rp.625.000 / m3 maka nilai kayu tersebut diatas 1226 m3 jika di konversikan kedalam rupiah sebesar Rp. 735.600.000

klasifikasi log kayu berdasarkan sortimen nya di pabrik

A0 = 10 cm - 15 cm
A1 = 16 cm - 19 cm
A2 = 20 cm - 29 cm
A3 = 30 cm - 39 cm
A4 = 40 cm - 49 cm
dst...

Khusus kayu sengon harga terima pabrik hanya sampe A4..diatas itu akan di masukkan ke dalam harga A4.. dan hanya beberapa pabrik saja yg terima kayu dengan memberikan harga di atas A4..

Perhitungan diatas merupakan nilai terkecil untuk menghindari kesalahan perhitungan yg bisa berakibat fatal (rugi di kayu sengon gak nanggung). Kenapa ini merupakan perhitungan terkecil, berikut alasan nya:

1. Lingkar pohon yg di ambil dalam populasi 1 ha adalah yg paling kecil, misalkan dalah satu hektar sengon yg siap panen ada pohon yg memiliki lingkar batang 160 cm maka tetap akan di masukkan ke dalam perhitungan pohon terkecil dalam satu area lahan tersebut
2. Tinggi batang utama hanya di itung setinggi 8 meter, fakta di lapangan tinggi batang utama sengon berumur 5 thn keatas / yg siap panen bisa sampe 12 meter - 15 meter.
3. harga acuan pabrik yg diambil adalah harga terima pabrik untuk kayu kelas grade B / kelas terendah..sedang kan dalam tiap penebangan selalu ada kayu yg masuk ke dalam kelas super / Grade A
4. dahan atau batang pohon lain yg lebih kecil tidak di hitung, jika di paksa di itung pun dahan sengon yg siap panen masih bisa masuk itungan sortimen A0 - A1

Jadi dalam 1 Ha kebun sengon dengan populasi pohon sebanyak 2500 buah, dengan jarak tanam 2 m X 2 m, dengan tingkat penyusutan / pohon mati sebanyak 20% dalam periode 5 tahun dan dengan pemupukan serta perawatan yg maksimal akan menghasilkan nilai kurang lebih sebanyak Rp. 735.600.000